RSS
Wecome to my Blog, enjoy reading :)

Kamis, 12 November 2009

sudah cuci tangan, dok?????????

Sudah Cuci Tangan,Dok?
Wednesday, 11 November 2009


HIDUP BERSIH, Membiasakan diri menjaga kebersihan dimulai dari diri
sendiri, salah satunya dengan rajin mencuci tangan baik dengan sabun
atau produk pencuci tangan yanga aman dan higienis. Gerakan mencuci
tangan ini akan terus digalakkan kepada masyarakat, termasuk menjadi
tema utama dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) .

SETIAP pasien yang dirawat di rumah sakit berhak diselamatkan dan
mendapat perawatan optimal tanpa ancaman infeksi susulan yang didapat di
rumah sakit.Salah satu kuncinya adalah menjaga kebersihan tangan.

“Sudah cuci tangan,Dok?”.Sebuah pertanyaan yang amat wajar, namun masih
jarang ditanyakan pasiensetiapkalisangdokterakanmemeriksa
kesehatannya.Banyak pasien yang enggan,malu,dan ragu untuk bertanya
karena takut sang dokter akan marah atau tersinggung.

Di Indonesia,hubungan pasiendokter juga acap masih terasa kaku. Pasien
umumnya hanya datang, duduk, ditanyai keluhannya, diperiksa, lalu
tahu-tahu dokter sudah menuliskan resep.Kurangnya pengetahuan membuat
pasien menjadi pasif dan percaya apa pun diagnosis dan tindakan medis
yang diberikan.

Di sisi lain,dokter sendiri pun terkadang enggan membangun komunikasi
mendalam. “Kalau di luar negeri seperti Inggris, pasiennya kritis
bertanya. Sebelum dokter bertanya, mereka sudah tanya duluan: ‘Dok,
betul mau periksa saya? Sudah cuci tangan belum?’.Jadi tidak ada gap
dalam hubungan pasien-dokter,”ujar Dr Adib A Yahya MARS dari Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi).

Empowering atau memberdayakan pasien sangat penting untuk meminimalisasi
kesalahan medis (medical error). Inilah saatnya mengubah paradigma dari
pasien yang semula cenderung “pasif” menjadi pasien cerdas,aktif
bertanya, bahkan mengingatkan petugas medis semisal dalam hal sederhana
seperti mencuci tangan tadi.

Lembaga kesehatan dunia WHO juga cukup concern perihal layanan kesehatan
yang aman (safe care) atau disebut patient safety (keselamatan pasien).
Pada Oktober 2004,WHO dan berbagai lembaga mendirikan World Alliance for
Patient Safety yang tujuannya antara lain menurunkan morbiditas,cidera
dan kematian pasien.

Konsensus perihal keselamatan pasien terkini menawarkan sembilan solusi
keselamatan pasien rumah sakit (RS), salah satunya adalah meningkatkan
kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial,yakni infeksi yang terjadi akibat pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Bayangkan, di rumah sakit terdapat banyak jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur,serta jumlah pasien dan staf rumah sakit yang
cukup banyak.

Kondisi yang demikian tentu potensial bagi terjadinya kesalahan.
Selang,peranti pembedahan, tabung napas, bahkan sarung tangan dapat
menjadi media penginfeksi jika pemakaian dan perawatannya tidak benar.
Jadi,waspadalah karena risiko infeksi mengintai pasien, pengunjung,
termasuk petugas RS.Infeksi juga dapat berdampak pada tercemarinya air
dan sirkulasi udara di RS.

Di luar negeri, angka kasus infeksi nosokomial sebuah rumah sakit
menjadi pertimbangan dalam pemilihan rumah sakit oleh pasien. Guru Besar
Kedokteran dan Epidemiologi RS dari Jenewa, Swiss, Didier Pitet
mengungkapkan, infeksi nosokomial berdampak besar terhadap keselamatan
pasien. Menurut Pitet, infeksi nosokomial menyebabkan 1,5 juta kematian
setiap hari di seluruh dunia.

Studi yang dilakukan WHO di 55 RS di 14 negara juga menunjukkan bahwa
8,7% pasien RS menderita infeksi selama menjalani perawatan di RS.
Sementara di negara berkembang, diperkirakan lebih dari 40% pasien di RS
terserang infeksi nosokomial. Padahal, sekitar sepertiga dari penyakit
yang disebabkan infeksi nosokomial sebenarnya dapat dicegah.

Rumah sakit adalah tempat di mana orang-orang sakit berkumpul dalam
suatu area terbatas dan mereka membawa berbagai sumber infeksi, beberapa
bahkan sangat serius. Ini berarti kuman-kuman yang menjijikkan tersebar
di berbagai penjuru rumah sakit.Mereka bersembunyi di berbagai permukaan
dinding, toilet, gelas, baki tempat obat, peralatan medis bahkan selang.

Dari semuanya itu, kuman paling suka bersembunyi di tangan yang kotor.
Kuman ini kasatmata sehingga tangan yang tampak bersih pun belum tentu
bebas kuman. Tangan merupakan organ paling sering digunakan dalam
penanganan medis di rumah sakit. Padahal, kuman atau virus penyebab
infeksi dapat berpindah melalui kontak tangan.

Manakala tangan dokter, perawat atau petugas kesehatan lainnya menyentuh
suatu objek berkuman di rumah sakit dan tidak mencuci tangannya dengan
benar, besar kemungkinan kuman akan menyebar ke pasien lainnya, ke
pengunjung rumah sakit ataupun sesama petugas kesehatan itu sendiri.

Pitet mengungkapkan,petugas kesehatan di RS harus rajin mencuci
tangannya, terutama pada lima waktu utama. Kelima momen ini adalah
sebelum memegang pasien; sebelum melakukan pembersihan atau aseptik
(suatu prosedur atau teknik yang mengupayakan tidak terdapat kontaminasi
organisme lain dalam pekerjaan medis yang sedang dilakukan); setelah
memegang atau memeriksa pasien; setelah kontak dengan bendabenda di
sekitar pasien; dan setelah terpapar cairan yang terhubung langsung ke
tubuh pasien semisal cairan infus.

“Kebersihan tangan merupakan kunci menurunkan risiko infeksi. WHO
melalui Patient Safety Initiative 2009 juga telah mencanangkan gerakan
Save lives: Clean your hands, untuk periode 5 Mei 2009–2020,” beber pria
yang juga menjabat Dewan Penasihat Aliansi Dunia untuk Keselamatan
Pasien. Infeksi nosokomial jangan dianggap remeh karena bisa mematikan.

Di Jerman misalnya, dalam setahun terdapat lebih dari setengah juta
kasus infeksi nosokomial, dengan 40.000 kematian.Beberapa kasus infeksi
nosokomial tersering adalah infeksi saluran kemih, pneumonia,dan luka
pascaoperasi. Selain mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir,petugas kesehatan di RS saat ini sudah banyak yang mengantongi
cairan pembersih tangan praktis berbasis alkohol (alcohol hand rub).

Wujudnya berupa cairan,gel,atau busa dalam botol mini yang bisa
dikantongi di baju sehingga bisa digunakan setiap saat.Cairan
disinfektan ini mudah menggunakannya. Cukup dituang ke tangan (atau
sampai siku) lalu digosok-gosokkan merata setidaknya selama 30 detik.
(inda susanti)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/283333/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 silahkan masuk ke residen bu nia Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Ezwpthemes